Tapikita tahu, hari ini, kian banyak saja orang yang menyebut asma Tuhan, kian sering saja orang mengucap “Allah, Allah, Allah”. Tidak hanya karena masjid-masjid semakin massif dibangun, lalu azan jadi gencar dikumandangkan. Tidak juga lantaran kian gampang umat “disemangati”, lalu sebentar-sebentar berteriak “Allahu Akbar”.
Pertanyaan Jawaban Allah itu kudus, abadi, mahakuasa, dan seutuhnya dapat mencukupi diri. Ia tidak butuh ciptaanNya, tapi kita membutuhkan Dia. Seluruh ciptaan membutuhkan kehidupan yang ditopang oleh Allah sendiri. Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan," dan "semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya...apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu Mazmur 10414,27,29. Sebaliknya, Allah tidak tergantung pada apapun atau siapapun. Ia tidak menderita kekurangan dan tidak mengalami keterbatasan. Ia adalah ""AKU ADALAH AKU," tanpa pengecualian ataupun kualifikasi Keluaran 314. Jika Ia membutuhkan sesuatu untuk hidup atau merasa sempurna, maka Ia bukanlah Allah. Jadi, Allah tidak membutuhkan kita. Tapi, herannya, Ia sangat mengasihi kita, dan di dalam kebaikanNya Ia menginginkan supaya kita dapat hidup bersamaNya dalam kekekalan. Dengan demikian, 2000 tahun yang lalu, Allah mengenakan kulit sebagai pakaianNya, datang ke bumi, dan memberikan diriNya sebagai tebusan untuk dosa kita dan membuktikan kasihNya bagi kita. Ia membayar harga mutakhir untuk mendamaikan kita pada diriNya, dan tidak ada seorangpun yang akan membayar harga sedemikian mahalnya untuk membeli suatu yang tidak mereka inginkan atau mereka hargai. Yesus pasti mengetahui apa yang akan dideritaNya di akhir masa pelayananNya di bumi Markus 831; Yohanes 184. Di dalam kesengsaraanNya di Getsemani, selagi berdoa tentang cobaan yang akan dideritaNya, "peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah" Lukas 2244. Yesus tentunya sangat akrab dengan nubuatan nabi Yesaya 5214, "begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi". Sang Anak Manusia dikuliti sampai tulang sedemikian rupa sehingga diriNya tidak merupai manusia. Siksaan itu kemudian diikuti sesuatu yang lebih parah, penyaliban itu sendiri, suatu metode eksekusi yang paling menyiksa dan paling kejam yang pernah diciptakan. Di saat Yesus bergantung di kayu salib, BapaNya di surga "berpaling" dari diriNya. Habakuk 113 menyatakan bahwa mata Allah "terlalu suci untuk melihat kejahatan." Di saat itu, Kristus berteriak, "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Matius 2746. Inilah harga yang telah Allah bayar bagi kita, dan dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa Ia mengasihi kita. Oleh karena kasih yang luar biasa dan tak berdasar bagi pembangkang yang berdosa, kita diberi tawaran untuk kehidupan kekal. Keselamatan adalah anugerah, yang diberikan secara gratis bagi mereka yang meminta, yang berasal dari pengorbanan sukarela yang mengharukan itu oleh Allah satu-satunya. Roma 58 berkata, "Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." Sekali kita tergabung dengan Kristus, tiada yang dapat memisahkan kita dari Dia. Roma 838-39 "Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Orang percaya di dalam Kristus telah diciptakan baru. Kita mengerti begitu dalam kasihNya terhadap kita "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" Galatia 219-20. Anda juga dapat membenamkan diri di dalam kasih Allah yang kekal, yang tersedia untuk Anda - dan tahu kepastian mengenai kehidupan kekal. Bacalah disini untuk mempelajari apa yang diartikan menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi Anda. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah Allah membutuhkan manusia? Karenaitu, sebagai umat Islam kita juga dianjurkan selalu memanjatkan doa agar segala keinginannya dikabulkan oleh Allah. . “Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS Al-A’raf : 55) ."Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi Maknakalimat “dan wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri” berasal dari kata an-nadhaarah yang artinya rupawan, menawan, cemerlang lagi penuh kebahagiaan. Sementara itu, makna “kepada Rabb-nyalah mereka melihat” adalah melihat dengan kasat mata. Dalam riwayat al-Bukhari r.a., dalam Shahih-nya disebutkan A Definisi Ibadah. Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. Lewatdakwah kita semakin dekat dengan Allah. Bagaimana bisa dakwah yang butuh kita ? Jika kita berpikir dakwah yang butuh kita, maka pikiran itu benar-benar konyol. Karena agenda dakwah akan terus jalan ada atau tanpa kita didalamnya. Dakwah tidak melihat pantas atau tidaknya kita, tapi mau atau tidaknya kita dalam berkontribusi menyiarkanKesimpulannya Agama ini milik Allah, Allah lah yang menjaganya, kita tidak perlu ngotot menjadi pahlawan kesiangan, apalagi pakai provokasi, sebar kebencian, fitnah sana-sini. Allah dan agamanya tidak membutuhkan pembelaan kita, cukup bela dirimu saja. Sumber: Al-Ihya’ 5/96. Tabik, Rabat, 14 Okt 2019 Alvian Iqbal Zahasfan
.